Starbuck satu novel dari Moby
Dick, pertama kali muncul pada tahun 1971, yang sampai saat itu terkenal
sebagai nama perahu nelayan di pelabuhan Seattle. Kemudian setelah itu terkenal
sebagai nama kedai kopi di Pike Place Market.
Satu dekade berikutnya, Howard
Schultz datang kesana sebagai direktur pemasaran yang membawa fokus utama dari
penggilingan kopi menjadi Bar Espresso ala Itali, yang terkenal sebagai
penyedia kopi terbaik di seluruh dunia. Sebuah perjalanan ke Milan yang dilakukan
Schultz bahwa binis kedai kopi memiliki potensi besar di luar Itali, yang
mendorongnya untuk membuat cafe miliknya sendiri, yang dinamakan II Giornale
pada tahun 1985, yang kemudian menjadi bisnis Starbuck yang original dan
mengadopsi nama tersebut 2 tahun kemudian.
Era dari kopi Starbuck pun
dimulai. Tentu saja, tempo dan kecepatan dari berkembangnya kopi, mulai dari
sebgai minuman instan yang murah menjadi sebuah budaya kedai kopi premium dan
mewah, dan sangatlah fenomenal. Terkenal sebagai “ The Third Plave “, Starbuck
mengklim bahwa ada rumah , kantor, dan Starbuck. Suasananya dengan sofa dan
musik, mendorong orang-orang untuk selama mereka mau.
Schultz mengetahui bahwa
perjanjian korporat yang di buatnya dengan peruhaan penerbangan, ritel-ritel,
dan korporasi untuk menawarkan agar di sediakan Starbuck di dalam fasilitas
mereka merupakan jalur cepat untuk tumbuh. Tentu saja, kedai kopi tersebut
menimbulkan inspirasi dan keinginan diantara konsumen, bahwa kedai kopi
Starbuck merupakan bagian dari perusahaan penerbangan mereka, ritel mereka,
atau bagian dari pekerjaan mereka. Hal ini dengan cepat dapat menambahkan nilai
lebih dalam usaha dari perusahaan afiliasi tersebut.
Setiap pelayan yang bekerja lebih
dari 20 jam setiap minggunya kebanyakan diberikan pilihan kepemilikan saham,
sehingga mereka dapat mempunyai rasa memiliki dan ikut terlibat dalam misi dan
kesuksesan bisnis tersebut. Tentu saija Starbuck telah menciptkan Miliarder
dari pegawai-pegawai nya sendiri seiring jalur dan waktu berkembang.
Konsumen pun mengalami
perkembangan seiring Starbuck menjadi dewasa, kini konsumen memiliki
keanekaragaman umur,dari yang muda sampai tua. Tentu saja, kemampuan untuk
membuat agar kopi anda menjadi berbeda sangat penting. Kebanyakan pelanggan
akan memiliki favorit sendiri-sendiri apakah itu : double grande skinny late
atau vanila tall no-fun capuccino dan bahkan bahasa dan kesukaan mereka pun
akan ikut berkembang.
Schultz mengunjungi tidak hanya
toko-toko nya sendiri tetapi milik kompetitornya diseluruh dunia. rDi toko nya
sendiri, dia biasanya meminum 5 macam kopi setiap hari, variates yang berbeda
pada waktu yang berbeda. Namun ia tidak perna meminum kopi dari kompetitornya.
Tentu saja Starbuck tidak lepas
dari kritik. Naomi klein yang terkenal dengan bukunya “ NO LOGO “ yang
menghormati banyak aspek-aspek positif dari pemasaran dan berkembangnya
merek-merek global, juga memperingatkan akan porensi-potensi munculnya budaya
kesombongan dan monopoli atau dominasi perdagangan. Starbuck m endefinisikan tujuan, untuk
memberikan pengalaman yang tak terlupakan dan dapat memperkaya kwalitas
orang-orang dalam hodup nya setiap hari. Untuk mencapai tujuan ini Starbuck
mempoisisikan dirinya sebagai penjual dan penyadia kopi terbaik yang, terbik
pula di seluruh duia.